BEAUTY SHORT TRIP IN BENGKULU





Bagi saya yang bekerja sebagai freelancer, tentunya sering dijumpai waktu yang fleksibel atau juga deadline dadakan. Rasanya hal ini menjadi biasa, dan kebetulan sebulan ini saya banyak bertemu dengan long weekend. Karena traveling sudah menjadi bagian dari saya, short trip dadakan pun saya pilih untuk mengisi long weekend.
Bengkulu
Kali ini saya memilih Bengkulu sebagai jadwal short trip dengan alasan ingin bisa melihat bunga Rafflesia secara langsung. Selain itu, saya punya sahabat dekat semasa kuliah dan dia tinggal di Bengkulu. Hal ini juga menjadi alasan lain untuk mengunjunginya agar sahabat saya ini bisa menjadi tour guide dadakan selama saya di sana.
Berhasil menghubunginya via telpon, saya mendapat respons persetujuan yang disambut bahagia,  langsung saya pun mencari tiket pulang pergi, karena jadwal trip sudah saya tuliskan secara detil, so lets journey!
Touch Down in Bengkulu
Tiba saatnya saya menginjakan kaki di Bandara Fatmawati pada pukul 5 sore. Penerbangan hari itu delay satu jam dari bandara Soekarno Hatta, seharusnya saya sudah bisa tiba di Bengkulu pukul 4 sore waktu setempat.
Namun tidak jadi masalah, karena dalam perjalanan menuju Bengkulu aman dan lancar. Sampailah saya disambut hangat oleh sahabat saya dan suaminya yang sudah bergairah ingin bertemu setelah sekian lama.
Obrolah hangat pun menjadi pembuka hari pertama saya di Bengkulu sambil menikmati kudapan ayam mercon yang katanya laris manis.
Dan ternyata benar, sambal ijo bajak yang dilumuri di atas ayam gorengnya berhasil membuat lidah saya ketagihan dengan sensasi pedas panas cabai dan gurih rempah lainnya. Worth it Appetizer Ala Indonesia ungkap saya saat itu sambil tertawa bersama dengan sahabat dan suaminya.
Day One Trip
Setelah malam panjang berganti pagi sejuk nan tenang tanpa bising, saya benar-benar relax bangun dari tidur pagi itu. Mungkin karena memang sedang day off dan excited untuk memulai trip, jadi hati dan jiwa mood nya Up Up Up.
Iya! karena trip pertama di Bengkulu, saya akan diajak sahabat dan suaminya untuk melihat langsung bunga Rafflesia, bunga yang katanya mempunyai aroma kurang sedap itu tetap menjadi primadona dan siapapun pasti ingin bisa melihatnya.
Dulu saya hanya melihat bunga Rafflesia ini di halaman buku IPA semasa SMP, tetapi sekarang meet the real live.
Sebenarnya bunga Raffesia ini nomaden tumbuhnya. Namun uniknya, meskipun nomaden, tetap bunga Rafflesia ini hanya bisa mekar di tanah Bengkulu.
Jadi untung-untungan menurut suami sahabatnya, kalau kebetulan lagi ada spanduk melintang itu tandanya ada bunga Rafflesia yang sedang mekar. Kalau tidak, berati belum ada yang mekar. 
Keberuntungan ada pada saya saat itu, dalam perjalanan menuju kawasan Pemandian Air Panas Suban, kami kedapatan melihat spanduk mengenai mekarnya bunga Rafflesia.
Segera saat itu juga saya dan sahabat turun dan parkir di pinggir jalan, karena bunga tersebut tidak jauh mekarnya dari lintasan jalanan ke kawasan Suban.
Hanya saja, posisi mekarnya bunga Rafflesia saat itu di bawah hutan. Jadi saya dan sahabat harus turun ke bawah hutan yang cukup curam dan licin karena habis hujan semalam, 
Cukup menantang bagi saya saat itu, ucap saya dalam hati "Kapan lagi, mumpung disini dan belum tentu kalau kesini lagi bisa ketemu langsung".
Tanpa berpikir panjang, terjunlah saya dengan sahabat saya ini juga suaminya yang dipandu dua anak muda penjaga pos mekarnya bunga Rafflesia.
And yaa worth it! diameter nya yang cukup besar dari bunga lainnya, warna merah yang agak kusam dan aroma khas sengit yang saya hirup saat itu menjadi mood booster.
Aroma sengitnya memang tidak begitu menyegak seperti bunga bangkai yang saya temui di taman kebun raya Bogor. Jadi masih toleransi dengan hidung sensitif saya.
Oh iya bunga bangkai dan bunga Rafflesia itu berbeda ya. Masih banyak saya temui bahwa mereka menganggap bunga bangkai dan Rafflesia ini sama. Untuk yang belum tahu, silahkan baca di sini. Tak berhenti kami melepas ungkapan takjub dan gembira saat itu di hadapan bunga Rafflesia.
RkEJsqVB_zaoX7xo1YE_lst1lA5aoyF6.jpg
Bunga Rafflesia

Masih di hari pertama untuk menjelajahi kawasan Bengkulu, puas menikmati masa pertemua bersama bunga Rafflesia, saya dan sahabat melanjutkan perjalanan ke kawasan Suban dan sempat singgah untuk istirahat di sebuah danau asri yang membuat relax.
Tak lama dari kawasan danau Suro, saya tiba di kawasan Pemandian Air Panas Suban.
Di kawasan ini, banyak saya jumpai rumah-rumah panggung ciri khas Bengkulu. Dan kehidupannya masih kental suasana kampung, dimana setiap halaman rumah masih punya halaman luas untuk menjemur hasil panen. Asri pemandangan yang saya lihat saat itu.
Setelah lelah menempuh perjalanan panjang dari Bengkulu kota sampai ke kawasan Suban ujung yang memakan waktu 12 jam pergi pulang, sesampainya kembali ke Bengkulu kota pukul 6 sore, kami melepas lelah sambil menikmati sunset di pantai Panjang. Saya dan sahabat membumbui obrolan sore itu dengan penuh makna dalam juga berkali-kali besyukur.
Foto Avinda Eka Utami.
Sunset Pantai Panjang

Malam pun kembali menyambut. Sekitar pukul 8 malam, saya dan sahabat kembali bersantai di sebuah cafe outdoor yang ditemani alunan musik jazz, kudapan, dan gemericik suara hujan yang menambah ritme musik di panggung cafe semakin syahdu.
Lengkap sudah perjalanan pertama. Masih ada satu hari besok untuk mampir ke tempat lainnya.
Day Two 
Lagi-lagi, matahari pagi saat itu hangat sekali menembus jendela kamar tidur saya. Seolah membangunkan saya dengan penuh sentuhan hangat sebagai alarm alami.
Memulai hari kedua ini saya masih gencar mencari tempat wisata yang tidak begitu jauh dari kediaman sahabat. Ternyata kawasan tempat tinggal sahabat saya ini benar-benar stategis. Sahabat saya mengajak untuk mengunjungi Fort Marlboroughrumah pengasingan Bung Karno, dan rumah ibu Fatmawati Soekarno.
Selain ke tempat itu, sahabat saya juga mengajak untuk jalan-jalan pagi menyusuri jalanan pinggir pantai Panjang. Katanya biar afdol, kan semalam menikmati sunset jadi pagi ini relaxasi dengan sunrise. Ah beruntungnya saya menghabiskan short trip kali ini.
Yap, di Bengkulu teman-teman bisa mengunjungi tempat yang saya sebut di atas. Mungkin masih banyak lagi, tetapi saya belum sempat meng-eksplore lebih. Mudah-mudahan nanti saya ke sana lagi.
Selain itu, ada juga tempat menarik yang membuat saya semangat untuk bisa berlama-lama di sana. Yaitu Benteng Marlborough (Inggris:Fort Marlborough), yang merupakan benteng peninggalan Inggris di Bengkulu.
Konon, benteng ini merupakan benteng terkuat Inggris di wilayah Timur setelah benteng St. George di Madras, India.
Benteng ini didirikan di atas bukit buatan, menghadap ke arah kota Bengkulu dan memunggungi Samudera Hindia.
Foto Avinda Eka Utami.
Punggung Batas Samudera Hindia

Dan teman-teman pun bisa melihat langsung bentuk bangunan yang artsy dan masih kental suasana zaman sejarahnya.
Di kawasan benteng ini pun sekarang sudah di rapihkan kembali agar menarik minat wisatawan yang ingin bernostalgia dengan suasana tahun 1713-1719.

Banyak spot cantik yang bisa teman-teman temui di area benteng ini untuk sekedar mengabadikan momen. Begitupun dengan saya, yang menjelajah semua area benteng ini tanpa pantang capek.
Foto Avinda Eka Utami.
Puas sudah malang melintang hari kedua di Bengkulu, saya pun menyempatkan berburu buah tangan untuk keluarga di rumah.
Di sepanjang jalanan Soekarno Hatta Bengkulu, mudah sekali ditemui toko-toko yang menjual oleh-oleh khas Bengkulu.
Seperti Lempu durian, perut punai, kue Tart yang sangat enak dan wajib beli banyak, manisan, batik, kerajinan, dan lainnya, siap-siap membuat teman-teman kalap.
Memang saya akui, makanan tersebut nikmat dan cocok untuk hadiah keluarga yang menunggu kita.
Last Day
That day has come, dan saya mendapat jadwal flight pukul 11 pagi dari Bengkulu. Persiapan pagi hari itu agak berbeda, tidak sehangat sebelumnya. Karena saya tahu hari ini akan kembali pulang ke Jakarta.
Berat sahabat saya katakan yang menginginkan saya agar menambah waktu bermainnya supaya bisa jelajah lebih luas lagi di Bengkulu. Namun tetap, saya pun harus pulang dulu karena nanti saya akan kembali ke sini, mudah-mudahan.
Short trip yang berkesan bagi saya, karena salah satu keinginan sederhana saya untuk bisa melihat langsung bunga Rafflesia sudah terwujud, juga lepas rindu dengan sahabat.
Saya masih penasaran untuk jelajah ke tempat lainnya dan juga ke berbagai wilayah lain Indonesia. 
Kalau teman-teman punya rekomendasi, kabari saya ya.


.



4 comments:

  1. wah asik ya Mba bengkulu :)

    dewdepe.blogspot.co.id

    ReplyDelete
  2. Jadi ingat kampung halaman suami, terakhir kesana 2015. Next harus coba ketemu bunga rafflesia :)

    ReplyDelete
  3. hay mbak vindanee, kapan ajak saya ke Bengkulu?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Soon ya dear, kita eksplore yang lain hehe

      Delete

copyright © . all rights reserved. designed by Color and Code

grid layout coding by helpblogger.com