ROMANCE STYLE ; INTIM BERSAMA TUHAN

Tunggu!
Tidak perlu mendeskripsikan judul ini dengan fantasi liar.
Saya hanya ingin mengungkapkan sebuah kenyataan antara anugerah cinta yang kita rasakan dengan apa yang tuhan kita berikan.

Ya bermesraan dengan tuhan, merupakan bagian yang membuat saya menjadi jatuh cinta pada sebuah buku coretan Adjie Silarus mengenai Sejenak Hening.

Sejenak Hening


Jadi seperti ini.

Pernahkah kalian merasa rajin berdoa meminta sesuatu pada Tuhan, tapi doa kita tidak kunjung terkabul ?
Pernahkan merasa sebulan berdoa,menunggu,masih belum terkabul. Berdoa lagi, menunggu 3 bulan, belum juga terkabul.
Bahkan hingga menunggu satu tahun belum terkabul ?

Anehnya, di sisi lain, ada orang yang biasa saja, tidak istimewa, bahkan berdoa pun jarang, tapi apa yang orang itu minta dalam doa, semuanya terpenuhi.
Padahal, orang itu kelakuannya tidak beres, suka tipu-tipu, bohong, dan buruk orang melihatnya.
Namun, apa yang dia minta pasti selalu terkabulkan.

Kadang ini yang membuat putus asa. Karena saat kita taat, setia, dan sering berdoa, tapi rasanya kok sulit terkabul.

Berbeda dengan mereka yang bandel dan bengal, tidak taat dan setia, tapi sekali berdoa langsung terkabul.

Mengapa oh mengapa?

Jadi begini, bayangkan kita sedang duduk di sebuah warung makan, nah tidak lama kemudian datanglah pengamen. Tampilannya urakan, bau, main musiknya amburadul dan suara fals.

Bagaimana reaksi kita?

Kebanyakan dari kita akan bereaksi dengan segera memberika uang, tidak tahan melihat dan mendengarkan suara falsnya lama-lama! begitu kan?

Tapi coba deh, jelas berbeda jika pengamen yang datang rapi, main musiknya enak, suaranya merdu merayu syahdu dan membawakan lagu kesukaan kita.

Apa reaksi kita?

Pastinya kita akan menikmati apa yang dibawakan pengamen itu, membiarkannya bernyanyi sampai selesai lama pun tidak jadi masalah, dan kalau perlu kita suruh bernyanyi lagi.

Kalau pengamennya seperti itu, sampai sealbum pun kita rela mendengarkannya dan mau membayar dengan jumlah yang besar, mungkin sepuluh, dua puluh, atau bahkan seratus ribu.
Kalau pengamen urakan tadi, paling cuma lima ratus rupiah atau paling banter selembar uang dua ribu rupiah.

"Mungkin begitu pula cara Tuhan melihat kita yang taat dan setiap menghadap-Nya. Tuhan betah dan suka mendengarkan doa kita dan melihat kita berdoa.
Tuhan tersenyum dan bahkan tertawa melihat kita yang punya tekad kuat untuk berdoa, walaupun sambil terkantuk-kantuk."

"Tuhan itu sunggu mencintai kita, dia terpesona dengan cara kita pendekatan kepadanya.
Tuhan senang bermesraan dengan kita penuh khidmat nan syahdu.
Elok Tuhan memandang kita kala itu, Tuhan menjadi semakin sayang,terpana, terpesona, jatuh cinta. Ahhh sebegitu dahsyatnya cinta tuhan pada hambanya. Kalah bagi saya jika hal tersebut dilakukan oleh pasangan saya terhadap saya. Dia tidak sebegitunya!"

Tuhan sepertinya ingin sering bertemu kita dalam waktu yang lama di ruang doa.
Bagi Tuhan, sebenarnya hal yang mudah baginya untuk memberikan apa yang kita mau.
Namun, Dia ingin menahan kita lebih lama, agar lebih intim bermesraan dengan Tuhan.
Lalu kemudian di penghujung nanti, apa yang kita dapatkan jauh lebih besar dan indah dari apa yang kita minta dalam doa, pada waktu-Nya.

Cobalah bayangkan, kalau doa kita cepat dikabulkan, apa kita akan tetap setia, dekat,intim dan bermesraan dengan Tuhan dalam ruang hangat sebuah doa di setiap napas kita?

Mari teman-teman, saling mengingatkan supaya kita selalu percaya di setiap keraguan dan di setiap ketergesa-gesaan ada kesabaran di dalam doa.

Semoga ini menemani kita dalam keraguan akan doa yang belum terkabulkan. Amin

" Kemudia di penghujung nanti, apa yang kita dapatkan jauh lebih besar dan indah dari apa yang kita minta dalam doa, pada waktunya."



 Tulisan ini merupakan bagian terkecil yang saya salin dari isi buku Sejenak Hening.
Saya membagikannya sebagian karena ada hal yang membuat bahagia tumbuh dengan sendirinya. Sayang jika hanya saya saja yang menimatinya.

Menyelami aktivitas membaca isi buku ini lebih tepatnya membawa diri larut. Penulis seakan bersjak, mengubah irama rap kehidupan menjadi blues, bahkan legato, namun tetap menyimpan kejutan impovisasi ala jazz. Bacalah dan larutlah...

Begitulah sala satu coretan para pembaca yang sudah berhasil terbawa arus ombak setiap isi dari coretan buku ini.




No comments:

Post a Comment

copyright © . all rights reserved. designed by Color and Code

grid layout coding by helpblogger.com